Rabu, 23 Oktober 2019

Makalah Biologi


BAB I
PENDAHULUAN
   A.    Latar Belakang
       Makhluk hidup tidak dapat terbentuk tanpa adanya organ pembentuknya. Sel merupakan unit terkecil pembentuk makhluk hidup, dimana di dalam sel terdapat inti sel sebagai tempat terjadi seluruh aktivitas sel. Sel-sel hidup itu bertambah besar, sementara berlangsung pula penebalan-penebalan yang merupakan lapisan-lapisan dan lapisan-lapisan inilah yang akhirnya akan melakukan fungsinya pula dengan demikian terbentuk jaringan. Gabungan dari beberapa sel membentuk suatu jaringan yang akan membentuk organ, gabungan beberapa organ akan membentuk sistem organ dan gabungan dari beberapa sistem organ akan membentuk suatu individu (Anonim dalam Safitri, 2015).
       Pada awal perkembangan tumbuhan semua sel-sel melakukan pembelahan diri. Namun, dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut, pembelahan sel menjadi terbatas pada bagian khusus dari tumbuhan. Jaringan ini tetap bersifat embrionik dan selalu membelah diri. Jaringan embrionik ini disebut meristem (Anonim dalam Safitri, 2015).
       Pada dasarnya pembelahan sel dapat pula berlangsung pada jaringan selain meristem (contohnya jaringan meristem batang), tetapi jumlah pembelahan sangat terbatas. Sel-sel meristem akan tumbuh dan mengalami spesialisasi secara morfofisiologi membentuk berbagai jaringan yang tidak mempunyai kemampuan untuk membelah diri. Jaringan ini disebut jaringan dewasa (Anonim dalam Monicha, 2013).
Alasan saya melaksanakan praktikum yakni untuk mengetahui dan mengenal jaringan tumbuhan seperti jagung, labu, ketela pohon, pisang, daun nanas dan daun cabe.

   B.     Tujuan

       Mengenal dan menjelaskan sel dan jaringan penyusun tubuh tumbuhan. Melalui pengamatan preparat basah kita dapat melihat akar, batang, daun, empulur, dan buah dari tumbuhan monokotil dan dikotil

   C.    Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal      : Mingu , 10 Desember 2017
Pukul                  : 9:40 – 13:00 WITA
Tempat                 : Lab.Fakultas Kesehatan Universitas Sulawesi Barat





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
   A.    Jagung (Zea Mays)
       Jagung merupakan tanaman semusim biasa disebut annual. Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung ini sangat bervariasi.  Tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1meter sampai 3meter (Anonim dalam Fredi, 2017). Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan seperti padi, pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". (Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik) (Anonim dalam Fredi, 2017).
        Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 meter  meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 meter. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman (Anonim dalam Fredi, 2017).
        Batang jagung tegak dan mudah terlihat sebagaimana tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin (Anonim dalam Fredi, 2017).
       Daun jagung adalah daun sempurna dengan bentuk memanjang.  Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae (Anonim dalam Fredi, 2017).
   B.     Ketela Pohon
       Umbi-umbian Singkong merupakan tumbuhan jenis umbi akar atau akar pohon yang panjang fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Ketela pohon, atau yang lebih dikenal dengan Singkong atau ubi kayu, merupakan pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Umbi singkong tidak tahan disimpan meskipun di tempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia (Anonim dalam Landep, 2016).
   C.    Pisang
       Pisang merupakan salah satu buah yang paling banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Yang menjadi alasan digemari buah yang berwarna kuning ini harganya yang cukup terjangkau dan juga memiliki kandungan gizi serta vitamin yang cukup untuk menyehatkan badan.  Secara umum, pisang dapat hidup di daerah yang tinggi maupun rendah. Artinya dalam membudidayakan pisang tidak perlu repot-repot untuk mencari daratan yang bagus dari segi permukaan. Agar tumbuhan pisang berkembang dengan baik maka sebaiknya ditempatkan di atas ketinggian  100 meter di atas permukaan lautdengan kondisi tanah sedikit lembab dan terbuka. Selain kondisi di atas, tanaman pisang akan berkembang dan tumbuh dengan baik apabila mudah terkena sinar matahari. Begitu juga sebaliknya tumbuhan pisang tidak tumbuh di bawah genangan air (Anonim dalam Aisyah, 2017).
   D.    Daun Nanas Karang
                Tanaman nanas berbentuk semak dan hidupnya bersifat tahunan Prennial. Tanaman nanas terdiri dari akar, batang, bunga, buah, dan tunas-tunas. Daun nanas panjang tidak mempunyai tulang utama. Pada daunnya ada yang tumbuh dari duri dan ada yang tidak berduri tetapi ada pula yang durinya hanya ada di ujung daun. Daun nanas tumbuh memanjang sekitar 130-150cm, lebar antara 3-5cm atau lebih. Permukaan daun sebelah atas halus mengkilap berwarna hijau tua. Sedangkan permukaan daun bagian bawah berwarna ungu kecoklatan. Jumlah daun tiap batang tanaman sangat bervariasi antar 70-80 helai yang tata letaknya seperti spiral, yaitu mengelilingi batang mulai dari bawah sampai ke atas arah kanan dan kiri (Anonim dalam Azhari, 2012).
   E.     Daun Cabe
       Cabe merah merupakanbuah dan tumbuhan anggota dari genus CapsicumTanaman ini terkenaldan sangatlah terpopuler di asia tenggara. Tanaman ini tergolong sayuran yang banyak sekali di budidayakan di Indonesia karena memiliki harga yang sangatlah tinggi serta tanaman ini sangatlah bermanfaat bagi kesehatan salah satunya adalah mengendalikan penyakit kanker (Anonim dalam Fredi, 2017).




BAB III
METODE PRAKTIKUM
   A.    Alat dan Bahan
         1.      Alat
               a.       Mikroskop
               b.      Lap kasar/halus 
               c.       Silet tajam
               d.      Obyek glass dan deck glass
          2.    Bahan
                a.       Akar, batang, dan daun jagung (Zea mays)
                b.      Akar, batang, dan daun labu (Cucurbita moshata
                c.       Empulur ketela pohon (Manihot utilissima)
                d.      Kerokan daging buah pisang (Musa sp.)
                e.       Daun nanas karang (Rhoeo discolor)
                f.       Daun karet (Ficus elastica)
                g.      Daun cabe (Capsicum sp.)

   B.     Cara Kerja
    Adapun cara kerja yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1.    Tahap persiapan preparat basah:
a.       Menyiapkan bahan yang akan dibuat menjadi preparat basah dan pisau silet yang tajam serta kaca preparat.
b.      Mengiris sediaan dengan pisau silet secara melintang yang dimulai dari luar ke dalam setipis mungkin.
c.       Meletakkan hasil irisan di atas kaca preparat kemudian memberikan setetes air lalu menutupnya dengan kaca penutup (deck glass).
d.      Untuk pengamatan sel parenkim pada daging buah pisang melakukan dengan cara mengerok daging buah pisang yang telah masak lalu menempatkannya pada kaca benda lalu menetaskannya sedikit air lalu menutupnya dengan kaca penutup.
2.    Tahap pengamatan:
a.       Menyiapakan mikroskop dengan terlebih dahulu melihat kelengkapannya (ingat mikroskop yang digunakan harus bersih dan tidak boleh berjamur).
b.      Meletakkan mikroskop pada meja yang datar dan memulai mencari cahaya dengan cara memutar cermin, kondensor, dan diafragma.
c.       Setelah cahaya sudah didapatkan, mengambil preparat basah yang akan diamati. Misalnya preparat akar jagung, batang, dan daun.
d.      Untuk pengamatan pertama menggunakan perbesarankecil yaitu 5x atau 10x. Memutar makrometer untuk mendapatkan bayangan obyek yang jelas. Menggambar hasil pengamatan untuk perbesaran kecil.
e.       Memutar revolver untuk mengganti perbesaran besar yaitu 40x atau 45x. Setelah menggunakan perbesaran besar, tidak boleh lagi memutar makrometer tetapi untuk memperjelas bayangan obyek digunakan mikrometer.
f.      Perbesaran besar akan memperlihatkan bagian setiap preparat secara jelas. Menggambar hasil pengamatanuntuk perbesaran besar, lalu membandingkannyadengan perbesaran kecil.
g.      Setelah mengamati semua preparat, membersihkan mikroskop dan menyimpannya pada kotaknya dengan terlebih dahulu membersihkannya dari debu atau kotoran dengan menggunakan kain planel halus (Sainab dalam Penuntun Praktikum, 2017).
   C.    Tugas
1.    Apa perbedaan mencolok antara penampang melintang akar monokotil dan dikotil?
2.    Apa perbedaan mencolok antara penampang melintang batang monokoyil dan dikotil?
            3.  Apa perbedaan mencolok antara daun melintang monokotil dan dikotil?






BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN
   A.    Hasil Pengamatan
1.      Akar, batang, dan daun jagung
Gambar
Keterangan
 

1.      Xylem
2.      Floem
3.      Serabut korteks luar
4.      Korteks parenkim
5.      Parenkim empelur
6.      Endodermis
 img20180419141828

1.      Epidermis
2.      Floem
3.      Koretks
4.      Xylem
 

1.      Sel tetangga
2.      Klorofil


2 komentar:

About Physics