BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tata
surya kita sendiri dan matahari sebagai pusatnya dan dikelilingi sembilan
planet dan benda-benda angkasa lainnya. Kesembilan planet tersebut adalah
merkerius,venus,mars,yupiter,saturnus,uranus,neptunus dan pluto. Jagat raya
merupakan ruang yang luas dan segala zat serta energi yang ada didalamnya.
Sejarah jagat raya dimulai pertama kali ketika manusia mengenal ilmu perbintangan. Sejak zaman dahulu manusia
berusaha ingin tahu tentang jagat raya baik mengenai ukuran,bentuk,isi,sifat
maupun jarak benda-benda langit yang satu dengan yang lainnya. Dari inilah
muncul ilmu astronomi yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
benda-benda angkasa.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan alam semesta?
2. Apa
saja yang melatar belakangi terbentuknya alam semesta?
3. Apa
saja yang melatar belakangi terjadinya tata surya?
4. Apa
saja yang termasuk anggota tata surya?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui
pengertian alam semesta
2. Mengetahui
teori yang melatarbelakangi terbentuknya alam semesta
3. Mengetahui
teori yang melatarbelakangi terjadinya
tata surya
4. Mengetahui
termasuk anggota tata surya
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Alam Semesta
Kajian
(studi) tentang sifat,evolusi, dan
asal alam semesta (universe) disebut
Kosmologi. Kesimpulannya masih mengandung ketidakpastian tetapi teori Dentuman
Besar (Big Bag) atau teori Bola Api Purba (Primewal
fireball) yang dikemukakan di sini, menunjukkan konsensus (mufakat) yang
masih disepakati di antara ahli-ahli astronomi.
Alam
semesta mencakup tentang mikrokosmos
dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat
kecil,misalnya atom,electron,sel,amuba dan sebagainya. Sedangkan makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyi ukuran yang
sangat besar, misalkan bintang,planet ataupun galaksi.
B.
Asal-mula
Alam Semesta
Para ahli astronomi menggunakan
istilah alam semesta dalam pengertian tentang ruang angkasa dan benda-benda
langit yang ada di dalamnya. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang berakal budi
dan sebagai penghuni alam semesta selalu tergoda rasa ingin tahunya. Untuk
mencari penjelasan tentang makna dari hal-hal yang diamati. Dengan diperolehnya
berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya dari benda-benda langit yang sampai di
bumi, timbullah beberapa teori yang mengungkapkan tentang terbentuknya alam
semesta. Teori tersebut dikelompokkan menjadi.
1.
Teori
Kabut(Nebula)
Sejak
jaman sebelum Masehi, para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi. Salah
satunya adalah teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel
Kant (1755) dan Piere De Laplace(1796).Mereka terkenal dengan Teori
Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat
gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar
gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat.
Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa
terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar
inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.Teori nebula
ini terdiri dari beberapa tahap,yaitu
·
Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas,
kabut yang begitu pekat dan besar.
·
Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana
pemadatan terjadi di pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat
yang bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari
matahari yang disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari.
·
Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus
melakukan gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang
tetap dan membentuk Susunan Keluarga Matahari.
2.
Teori Planetisimal
Pada
awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli
astronomi Amerika bersama rekannya Thomas C.Chamberlain, seorang
ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan
matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, Pada suatu saat melintas
bintang lain yang ukurannya hampir sama dengan matahari, bintang tersebut
melintas begitu dekat sehingga hampir menjadi tabrakan. Karena dekatnya
lintasan pengaruh gaya gravitasi antara dua bintang tersebut mengakibatkan
tertariknya gas dan materi ringan pada bagian tepi.
Karena
pengaruh gaya gravitasi tersebut sebagian materi terlempar meninggalkan
permukaan matahari dan permukaan bintang. Materi-materi yang terlempar mulai
menyusut dan membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut planetisimal.
Planetisimal- Planetisimal lalu menjadi dingin dan padat yang pada akhirnya
membentuk planet-planet yang mengelilingi matahari.
3.
Teori
Pasang Surut Gas(Tidal)
Teori
ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada
tahun 1918, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak
pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat
matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut
yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya
massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi).
Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari
mendekat, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada
tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-gunung
tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar
yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan merentang ke arah bintang
besar itu.
Dalam
lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini
akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet.
Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari
tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang
pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan
berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses
pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti
Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita,
pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
4.
Teori Bintang Kembar
Teori
ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton.
Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu
bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang
tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan
ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak itu. Bintang
yang tidak meledak itu sekarang disebut dengan matahari, sedangkan pecahan
bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya.
5.
Teori
Big Bang
Berdasarkan
Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun
yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada
porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan
terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa.
Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa
yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih
kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu
galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem
tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami
kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat.
Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Dalam
perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga
terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi,
yaitu: Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami
perlapisan atau perbedaan unsur. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang
diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih
besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak
ke permukaan. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar,
mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Bukti
penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa.
Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam
semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium
sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan
dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah
habis sama sekali dan berubah menjadi helium
Segala
bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat
ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan
tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan
oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat .
C.
Galaksi dan Bintang
1.
Galaksi
a)
Pengertian
Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang
terdiri atas bintang (dengan segala
bentuk manifestasinya, antara lain bintang neutron dan lubang
hitam), gas dan debu kosmik medium
antarbintang, dan kemungkinan substansi hipotetis yang dikenal dengan
materi
gelap.
Ada satu
Hipotesis (dugaan sementara yang harus teruji kebenarannya sehingga ia menjadi
teori), yaitu hipotesis Fowler (1957), menurutnya 12 ribu tahun yang lalu,
galaksi kita tidak seperti keadaan seperti sekarang ini, ia masih berupa kabut
gas hidrogen yang sangat besar yang berada di ruang angkasayang bergerak
perlahan melakukan rotasi sehingga keseluruhannya berbentuk bulat, karena gaya
beratnya maka ia mengadakan kontraksi dan kondensasi sambil terus berputar pada
sumbunya. Saat kontraksi massa bagian luar banyak yang tertinggal. Bagian yang
berkisar (berputar) lambat dan mempunyai berat jenis yang besar akan membentuk
bintang-bintang. Dengan cara yang sama bagian luar yang tertinggal juga
mengadakan kondensasi sehingga terbentuklah planet. Demikian juga planet
membentuk satelit bulan. Galaksi, tempat matahari kita berinduk diberi nama
MILKY WAY atau BIMA SAKTI.
b)
Macam-Macam Galaksi
·
Galaksi Elips
Galaksi Elips merupakan galaksi yang sudah tua, terbentuk
dari bintang-bintang yang sudah tua, lebih redup dibandingkan tipe spiral
dengan banyak bintang merah besar, pambentukan bintang baru sudah berhenti.
·
Galaksi Spiral
Galaksi Spiral berbentuk spiral amat besar dengan inti di
tengah (nukleus) dan lengan spiral dan cakram (disk). Pada lengan ini
terkonsentrasi debu dan gas (nebulae) dimana terdapat pembentukan bintang
aktif, bila dilihat dari samping, galaksi ini tampak seperti elips berlengan
dan dikelilingi atmosfer bercahaya, serta terdapat lingkaran-lingkaran kumpulan
beribu-ribu bintang yang disebut Globular Cluster. Jumlah galaksi ini kurang
lebih 80% dari galaksi yang ada. Salah satu contoh galaksi spiral adalah galaksi
Canes Venatici.
·
Galaksi Tak Beraturan
Galaksi Tak Beraturan terdiri dari bermiliar-miliar
bintang muda berwarna putih kebiruan dan bintang raksasa biru yang sangat
panas. Diantara bintang-bintang tersebut bertebaran gas dan debu luar angkasa.
Banyaknya galaksi berbentuk tak beraturan ialah 3%.
·
Galaksi Bima Sakti
Induk dari matahari kita ialah galaksi Bima Sakti atau
Milky Way, karena berdasarkan pengamatan, Galaksi Bima Sakti bila dilihat dari
atas berwujud seperti spiral raksasa yang berputar. Dari samping terlihat
seperti elips yang sangat besar. Bintang-bintang bertebaran dalam lengan
spiral, diantaranya matahari kita. Jaraknya 30.000 tahun cahaya dari pusat
galaksi atau 20.000 tahun cahaya dari ujung atau pinggir galaksi. Galaksi Bima
Sakti bergaris tengah 100.000 tahun cahaya. Makin ke tengah, tebaran bintang
makin merapat dan diperkirakan pusat galaksi merupakan bola bintang raksasa
sehingga galaksi ini berbentuk bulat pipih seperti kue cucur.
2.
Nova dan Supernova
Aristotle
(38-1-322 SM), ketika menyusun alam semesta kristalin (erystalline universe) menyatakan bahwa langit (heavens) tidak berubah. Sepanjang abad pertengahan (Middle Ages), ajaran ini mengharuskan
bahwa sejumlah bintang-bintang yang diamati konstan (tidak berubah). Baru pada
tahun 1572, ajaran ini mendapat pukulan keras dengan ditemukannya sebuah
bintang baru atau nova (bahasa Latin untuk “baru”), sekarang disebut bintang Tycho
(Tycho’s star). Beberapa tahun
kemudian, Kepler menunjukkan pengamatan serupa pada nova lain yang meledak
dalam pandangan konstelasi Ophiuchus pada tahun 1604. Dengan datangnya
fotografi dan teleskop besar pada abad ke-19, ahli astronomi menemukan sejumlah
besar novae (jamak untuk nova) yang
tersebar di langit. Pada awal abad ke-20, nova kemudian dianggap sebuah bintang
baru yang berasal dari ledakan mendadak cahaya sebuah bintang.
a.
Nova (bintang baru)
Hingga
kini, sekitar 200 novae telah diamati di galaksi Bimasakti. Novae merupakan
golongan bintang-bintang khas (istimewa) yang dapat dikenal dari curva
cahayanya, variasi kilapannyadengan waktu.
Novae
diklasifikasikan secara rinci oleh bentuk dan karakteristik kurva cahayanya.
Pada umumnya, semua kurva cahaya nova mempunyai pola yang sama yaitu kenaikan
awal yang cepat sekitar 9 magnitude ketika atmosfer bintang dihembuskan dalam
pemuaian tempurung (shell) bintang
secara cepat, kemudian mencapai puncak kilapan maksimum, dan menurun pelan-pelan
dalam ratusan hari, dimana spektrum bintang memperlihatkan karakteristik
garis-garis terang sebuah selubung gas tipis panas yang mendorong menjauhi
bintang.
Sampai
sekarang, masalah yang tak terjawab adalah mengapa terjadi ledakan sebuah nova.
Studi baru menunjukkan bahwa semua novae terjadi dalam sistem biner (pasangan)
yang berdekatan yaitu bintang biner dengan periode pendek, seperti biner
spektroskopik. Dalam sistem ini, dua bintang berada demikian dekat agar materi
mengalir dari bintang yang lebih masif menuju ke bintang yang kurang masif. Pertukaran massa ini
memberikan bahan bakar bagi bintang kecil, dan aliran masuk (irflux) ini
menimbulkan kondisi labil (unstable)
dalam struktur bintang yang menghasilkan nova.
b.
Supernova
Nebula
Ketani (crab Nebula) merupakan bekas
supernova yang terindetifikasi pertama di dalam galaksi kita. Nama supernova diciptakan
oleh Fritz Zwickly dan Walter Boode untuk nova ekstraordiner (seperti supernova
Andromeda) yang ditemukan pada galaksi lain.
Ahli
astronomi menggolongkan supernovae berdasarkan bentuk kurva cahayanya dalam dua
golongan: tipe I yang menampakkan maksimum tajani (magnitude mutlak sekitar 19)
dan turun dengan cepat, dan tipe II yang mempunyai puncak maksimum tidak tajam
(magnitude mutlak sekitar 17) dari lenyap dengan cara yang lain daripada
biasanya (irregular).
Beberapa
sering jenis kebengisan (violence)
kosmik ini terjadi, masih dalam perdebatan. Tingkat kejadian dalam setiap
galaksi adalah rendah, tetapi sejumlah besar galaksi tampak (visible galaxies) memastikan bahwa
sebuah supernovae tipe I meledak dalam sebuah galaksi dengan rata-rata sekali
dalam 360 tahun. Supernova tipe II lebih sering meledak dalam sebuah galaksi
yang secara kasar setiap 70 tahun sekali. Beberapa ahli astronomi
memperdebatkan bahwa frekuensi yang
sebenarnya harus lebih besar dari yang diamati karena tidak semua
peristiwa supernova dapat diamati.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Alam semesta
adalah ruang angkasa dan benda-benda langit yang didalamnya terdapat
bermacam-macam galaksi. Galaksi bimasakti memiliki tata surya yang terdiri dari
bintang-bintang, planet-planet dan benda-benda lain di dalam tata surya.
Dari uraian mengenai galaksi diatas
, kami dapat memberi kesimpulan bahwa galaksi adalah suatu sistem yang terdiri
dari bintang bintang , gas dan debu yang amat luas , dimana anggotanya
mempunyai daya tarik menarik (gravitasi) . macam macam atau bentuk galaksi ada
yang berbentuk spiral , elips dan tak beraturan .dan proses terjadinya galaksi
diatas bermula dari kumpulan kumpulan serpihan ledakan yang kemudian menjadi
galaksi , galaksi disini adalah calon bintang atau kelompok bintang yang
jumlahnya ribuan atau jutaan dan terdapat di alam semesta , artinya galaksi itu
bukan cum bintang , akan tetapi matahari , bulan dan semua planet itu dapat
disebut galaksi , teori yang membahas terbentuknya galaksi adalah hipotesis
fowler (1957) yang menurutnya 12000 juta tahun yang lalu galaksi kita tidaklah
seperti sekarang ini , bentuknya berupa kabut gas hidrogen yang sangat besar
yang berada diluar angkasa .
B SARAN
Setelah mempelajari materi tentang galaksi ini diharapkan tidak lagi terjadi
salah dalam mengartikan tentang galaksi . Oleh karena itu, sudah seharusnya
kita memperdalam ilmu pengetahuan agar kita mampu memahami materi tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Haenes,
myblog. 2017. Behavior Urldefaultvmlo,
(online)
Desy, bella. 2016. Makalah Ilmu Alamiah Dasar Tentang Galaksi, (online)
https://belladesy05.wordpress.com/2016/09/09/makalah-ilmu-alamiah-dasar-tentang-galaksi/, diakses 17 April 2018
Tjasyono, Bayong. 2011. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung :
ROSDA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar